Provinsi ini mempunyai 11 kabupaten dan 2 kota. DPRD Kalimantan Selatan dengan surat keputusan No. 2 Tahun 1989 tanggal 31 Mei 1989 menetapkan 14 Agustus 1950 sebagai Hari Jadi Provinsi Kalimantan Selatan. Tanggal 14 Agustus 1950 melalui Peraturan Pemerintah RIS No. 21 Tahun 1950, merupakan tanggal dibentuknya provinsi Kalimantan, setelah pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS), dengan gubernur Dokter Moerjani. Penduduk Kalimantan Selatan berjumlah 3.545.100 jiwa (2010).[4] Pertumbuhan Kalsel Sepanjang Tahun 2010 Mencapai 5,58 Persen.[5][6] Luas wilayah Kalimantan Selatan lebih kecil daripada luas wilayah Jawa Timur.
Daftar isi[sembunyikan] |
[sunting] Sejarah
Kawasan Kalimantan Selatan pada masa lalu merupakan bagian dari 3 kerajaan besar yang pernah memiliki wilayah di daerah ini, yakni Kerajaan Negara Daha, Negara Dipa, dan Kesultanan Banjar.[sunting] Kondisi dan sumber daya alam
[sunting] Geografi
Secara geografis, Kalimantan Selatan berada di bagian tenggara pulau Kalimantan, memiliki kawasan dataran rendah di bagian barat dan pantai timur, serta dataran tinggi yang dibentuk oleh Pegunungan Meratus di tengah.[sunting] Keanekaragaman hayati
Kalimantan Selatan terdiri atas dua ciri geografi utama, yakni dataran rendah dan dataran tinggi. Kawasan dataran rendah kebanyakan berupa lahan gambut hingga rawa-rawa sehingga kaya akan sumber keanekaragaman hayati satwa air tawar. Kawasan dataran tinggi sebagian masih merupakan hutan tropis alami dan dilindungi.[sunting] Sumber daya alam
Bagian ini membutuhkan pengembangan |
[sunting] Kependudukan
[sunting] Suku bangsa
Kelompok etnik di Kalimantan Selatan menurut Museum Lambung Mangkurat, antara lain:[7]- Orang Banjar Kuala, di daerah Banjarmasin sampai Martapura[8]
- Orang Banjar Batang Banyu, di daerah Margasari sampai Kelua
- Orang Banjar Pahuluan, di daerah Tanjung sampai Pelaihari (luar Martapura)
- Suku Bukit, di daerah Dayak Pitap, Haruyan Dayak, Loksado, Harakit, Paramasan, Bajuin, Riam Adungan, Sampanahan, Hampang, Bangkalan Dayak
- Suku Berangas, di daerah Berangas, Ujung Panti, Lupak, Aluh Aluh
- Suku Bakumpai, di daerah Bakumpai, Marabahan, Kuripan, Tabukan
- Suku Maanyan, di daerah Maanyan Warukin, Maanyan Pasar Panas, Maanyan Juai (Dayak Balangan), Dayak Samihim
- Suku Abal, di daerah Kampung Agung sampai Haruai
- Suku Dusun Deyah, di kecamatan Muara Uya, Upau dan Gunung Riut
- Suku Lawangan, di desa Binjai, Dambung Raya
- Orang Madura Madurejo, di desa Madurejo, Mangkauk
- Orang Jawa Tamban, di desa Purwosari
- Orang Cina Parit, di daerah Pelaihari
- Suku Bajau, di daerah Semayap, Tanjung Batu
- Orang Bugis Pagatan, di daerah Pagatan
- Suku Mandar, di daerah pesisir pulau Laut dan pulau Sebuku
Delapan etnik terbanyak di Kalimantan Selatan (dalam sensus belum disebutkan beberapa suku kecil yang merupakan penduduk asli), yaitu:[9]
Nomor | Suku Bangsa | Jumlah |
---|---|---|
1 | Suku Banjar | 2.271.586 |
2 | Suku Jawa | 391.030 |
3 | Suku Bugis | 73.037 |
4 | Suku Madura | 36.334 |
5 | Suku Bukit (Dayak Meratus) | 35.838 |
6 | Suku Mandar | 29.322 |
7 | Suku Bakumpai | 20.609 |
8 | Suku Sunda | 18.519 |
9 | Suku-suku lainnya | 99.165 |
- Austrolo-Melanosoid (sudah punah)
- Dayak (rumpun Ot Danum)
- Suku Dayak Bukit
- Suku Banjar (1526)
- Suku Bajau, Suku Bugis (1750) dan Suku Mandar
- Suku Jawa dan Suku Madura
- Etnis Tionghoa-Indonesia dan Etnis Arab-Indonesia[10][11][12][13]
- Etnis Eropa (1860-1942), umumnya sudah kembali ke Eropa[14]
[sunting] Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam keseharian adalah bahasa daerah, yakni bahasa Banjar yang memiliki dua dialek besar, yakni dialek Banjar Kuala dan dialek Banjar Hulu. Di kawasan Pegunungan Meratus, dituturkan bahasa-bahasa dari rumpun Dayak, seperti bahasa Dusun Deyah, bahasa Maanyan, dan bahasa Bukit.[sunting] Agama
Mayoritas penduduk Kalimantan Selatan beragama Islam. Di samping itu juga ada yang beragama Kristen dan Kaharingan, khususnya di kawasan Pegunungan Meratus, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu.[sunting] Pemerintahan
Provinsi Kalimantan Selatan dipimpin oleh seorang gubernur yang dipilih dalam pemilihan secara langsung bersama dengan wakilnya untuk masa jabatan 5 tahun. Gubernur selain sebagai pemerintah daerah juga berperan sebagai perwakilan atau perpanjangan tangan pemerintah pusat di wilayah provinsi yang kewenangannya diatur dalam Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2010.Sementara hubungan pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten dan kota bukan subordinat, masing-masing pemerintahan daerah tersebut mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
[sunting] Perwakilan
Berdasarkan Pemilu Legislatif 2009, Kalimantan Selatan mengirimkan 11 wakil ke DPR RI dari dua daerah pemilihan dan empat wakil ke DPD. Sedangkan untuk DPRD Sumatera Barat tersusun dari perwakilan sepuluh partai, dengan perincian sebagai berikut:Kalimantan Selatan | |||
---|---|---|---|
— Provinsi — | |||
| |||
Motto: Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing (Bahasa Banjar: Tetap bersemangat dan kuat seperti baja dari awal sampai akhir) | |||
Peta lokasi Kalimantan Selatan | |||
Negara | Indonesia | ||
Hari jadi | 14 Agustus 1950 | ||
Ibu kota | Banjarmasin | ||
Koordinat | 5º 20' - 1º 10' LS 114º 0' - 117º 40' BT | ||
Pemerintahan | |||
- Gubernur | Drs. H. Rudy Ariffin | ||
- DAU | Rp. 504.876.152.000,- (2011)[1] | ||
Luas | |||
- Total | 36.985 km2 | ||
Populasi (2010)[2] | |||
- Total | 3.626.119 | ||
- Kepadatan | 98/km² | ||
Demografi | |||
- Suku bangsa | Banjar , Dayak ,Jawa , Bugis [3] | ||
- Agama | Islam (96,80%), Protestan (2,85%), Katolik (1,81%), Hindu (0,95%), Buddha (0,17%) | ||
- Bahasa | Bahasa Indonesia(id), Bahasa Banjar (bjn), Bahasa Bakumpai (bkr), Bahasa Bukit (bvu), Bahasa Dusun Deyah (dun), Bahasa Maanyan (mhy) | ||
Zona waktu | WITA | ||
Kabupaten | 11 | ||
Kota | 2 | ||
Kecamatan | 138 | ||
Desa/kelurahan | 1.958 | ||
Lagu daerah | Ampar-ampar Pisang |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar